MUJIB INGIN JADI
PENULIS KONDANG
M Abdul Mujib
|
Tidak
banyak di antara siswa setingkat SMA/MA yang sudah memiliki bakat jurnalistik
mumpuni. Kalaupun ada, biasanya kegiatan jurnalistik yang banyak dikuasai dan
dilakukan oleh anak seumuran SMA/MA adalah “Jurnalisme Asmara” alias kemampuan
menulis segala hal yang dialami menyangkut kisah asmara dan dituangkan dalam
buku kecil yang disebut diare.
Namun,
jika ada beberapa pelajar yang sudah mempunyai potensi jurnalisme mumpuni di
Kabupaten Rembang, salah seorangnya adalah M Abdul Mujib (17), siswa kelas XII MA YSPIS (Yayasan Sosial
Pendidikan Islamiyah Safiiyah) Gandrirojo Sedan. Bukti nyatanya adalah, tahun
kemarin ketika salah satu media cetak terkemuka di Jawa Tengah menggalakan
jurnalisme pelajar, Mujib terpilih sebagai salah seorang pengisinya. Alhasil,
tulisannya terpilih untuk dipublikasikan pada media tersebut.
Saat
koran ini bertandang ke sekolahnya, Rabu (17/1), dengan penuh diplomatis layaknya
seorang penulis kondang, Mujib menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan. Dari
gaya bicaranya, tidak terlihat bahwa Mujib hanyalah seorang siswa kelas XII
yang masih berusia 17 tahun. Hal itu bisa dilihat dari analisa-analisa tajam yang
ia lontarkan berkaitan dengan topik yang dijadikan bahan pembicaraan. Bicaranya
padat dan jelas serta penuh dengan daya imajinasi yang tinggi.
Seperti
ketika wartawan koran ini menanyakan bagaimana kinerja pemerintah Kabupaten
Rembang secara general di bawah kepemimpinan Bupati Salim. Dengan penuh
diplomatis ia menjawab, “Saya kira untuk penilaian secara general butuh analisa
komprehensif dan verivikatif, tidak cukup satu dua pengamatan. Namun untuk
beberapa hal, seperti pendidikan, dalam pandangan saya sudah ada kemajuan cukup
signifikan dengan gratisnya biaya pendidikan pokok bagi sekolah dasar dan
menengah pertama. Tentu saja kita tidak bisa menutup mata, karena bagaimanapun
juga, hal ini menyangkut ‘good public relation’,” terangnya mantap.
Sejak
menginjakan kaki di bangku Mts (Madrasah Tsanawiyah), Mujib sudah merasa
memiliki keinginan kuat untuk belajar lebih dalam tentang jurnalistik. Setiap
mata pelajaran yang berkaitan dengan hal itu, selalu ia pelototi secara lebih
seksama. Tidak mengherankan, saat ini bakat jurnalistiknya berkembang dengan
cukup baik.
“Saya
merasa tertarik dengan jurnalisme sudah sejak kelas 1 MTS. Maka dari itu, sejak
saat itu pula saya lebih getol lagi belajar ilmu yang ada kaitannya dengan hal
itu, baik di sekolah ataupun di luar sekolah,” ungkap remaja asli Desa Kumbo,
Sedan ini.
Masalah
hobi, Mujib mengaku sangat gandrung akan tayangan “reality show” televisi,
khususnya berkaitan dengan persoalan sosial-politik. Tidak jarang dirinya harus
terjaga sampai tengah malam hanya untuk mengikuti acara tersebut hingga usai.
Bagi dia, hobinya itu merupakan hal positif penopang cita-citanya yang ingin
menjadi salah seorang penulis kondang.
Selain
ingin menjadi penulis kondang, ada satu hal lagi yang juga menjadi mimpi Mujib.
Ia juga menginginkan untuk bisa berjuang demi bangsa sebagai seorang guru, guru
bahasa Indonesia, mata pelajaran yang sudah ia senangi sejak Mts. Menurutnya,
profesi guru tak ubahnya seperti pahlawan tanpa tanda jasa. Semua orang yang
mengalami kesuksesan, jelas dia, merupakan andil besar dari seorang guru.
Namun
dia menyadari semua yang menjadi harapannya itu masih sangat jauh untuk
terkejar. Maka dari itu, hal yang sangat rasional yang bisa ia lakukan saat ini
adalah belajar dengan giat dan mendalami setiap hal yang bisa menopang apa yang
menjadi cita-citanya kelak, sebagi penulis
kondang serta guru bahasa Indonesia.
“Mohon
doanya, semoga bisa tercapai,” tambahnya singkat. (Ilyas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar