Sabtu, 21 Januari 2012

Bisnis

 
OMZET BAN BATIK TURUN DRASTIS

Riyanto (30), berposes diapit oleh ban batik yang dijualnya.
Omzet para produsen ban batik di wilayah Desa Bedog Kecamatan Pamotan tercatat mengalami penurunan. Menurut sejumlah produsen, omzet yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan hasil-hasil sebelumnya. Bahkan, mereka mengutarakan, perbandingan hasilnya cukup mencolok.
Riyanto (30), salah seorang pedagang ban batik, mengaku cukup resah dengan penurunan omzet yang terus-terusan terjadi. Riyanto tidak mengetahui secara pasti minimnya peminat ban batik yang terjadi pada akhir-akhir ini. Namun, Ia menduga penurunan omzet sangat mungkin disebabkan oleh datangnya musim hujan, sehingga intensitas bepergian sebagian warga mengalami penurunan.
“Mungkin saja karena musim hujan, sehingga banyak warga yang malas bepergian,” ucap pria yang juga menyambi sebagai tukang tambal ban panggilan ini.
Riyanto menyebutkan, pada waktu sebelumnya, dirinya bisa menjual 5 sampai 6 buah ban pada tiap harinya. Dengan angka itu, ia mengaku mendapatkan keuntungan relatif besar. Namun, untuk saat ini, jelas dia, dalam sehari ada pembeli saja sudah termasuk sebuah keberuntungan.
“Sangat sepi, sehari ada yang mampir saja sudah merupakan keuntungan. Saat ini rata-rata sehari Cuma 2 buah ban yang terjual,” tambahnya.
Ia menjelaskan, untuk ban yang dibatik secara manual, pada umumnya bisa bertahan 6 sampai dengan 7 bulan, untuk pemakaian biasa. Sedangkan untuk pemakaian yang terbilang sering, rianto memperkirakan ban yang dibatik secara manual hanya bisa bertahan kurang lebih 3 sampai 4 bulan. Sedangkan untuk harga, ia biasanya mematok antara 15 ribu hingga 20 ribu tiap ban, tergantung pada jenisnya.
“Saya kira cukup ekonomis bagi masyarakat bawah,” cetusnya singkat. (Ilyas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar