AKIBAT BPBD LAMBAN
Lamban : Salah satu sudut makam di Dusun Cerbung yang tergerus akibat lambannya penanganan bencana dari pemerintah. Pada tahun 2010 beberapa jenazah terangkat ke permukaan karena abrasi. |
Semakin parah
dan meluasnya bencana yang melanda Dusun Cerbung Desa Temperak Sarang dinilai
oleh sejumlah pihak karena BPBD, selaku lembaga penanggulangan bencana daerah
terkesan lamban memberikan respon sejak bencana pertama datang. Bahkan menurut
sejumlah sumber terpercaya koran ini, sejatinya bencana di dusun tersebut sudah
berlangsung sejak tahun 2009 dan belum ada upaya penanggulangan berarti.
Kali ini, Danramil
14 Sarang, Piter Kasi yang bersuara keras. Menurutnya pemerintah ataupun BPBD
sudah tergolong telat menangani Cerbung sehingga dampaknya meluas dan semakin
parah seperti saat ini. Piter berpendapat, jika deteksi bencana sudah dilakukan
sejak awal ia yakin dampak abrasi tidak separah sekarang.
“Lamban dan
sangat lamban. Bencana sudah ada sejak 2009 dan selama itu hanya penanaman
karung-karung pasir yang diupayakan, sementara penanganan dengan sifat lebih
permanen belum pernah dilakukan. Kalau memang pada waktu bencana awal BPBD
belum terbentuk semestinya bisa dilakukan langsung oleh kabupaten melalui dinas
terkait,” katanya lantang.
Ia sangat
menyayangkan lambannya penanganan Cerbung karena dampak hantaman gelombang
tidak akan separah sekarang jika
dilakukan upaya tepat lebih awal. Bahkan, menurut Piter, semestinya segala
sesuatunya sudah dipersiapakan oleh BPBD sejak Februari silam saat gelombang
dasyat kembali merusak sebagian rumah warga.
“Masa
pemerintah tidak tahu ada wilayahnya yang terancam habis. Kalau memang pada
saat itu (awal bencana) dana penanggulangan belum ada, ya dicarikan talangan dulu
lah, orang semuanya demi masyarakat. Sekarang sudah telat, bahkan pada tahun
2010 silam jenazah bergelimpangan di makam karena terhantam gelombang,” sindir
komandan asal Makasar ini.
Piter juga
berpandangan durasai waktu dua bulan yang dijanjikan pemerintah sangat tidak
selaras dengan kuantitas ancaman gelombang yang terus-menerus menyerang. Tidak
menutup kemungkinan, jelas dia, jika cuaca tetap seperti ini dan hantaman
gelombang terus menerus terjadi, tidak butuh waktu lama rumah-rumah warga di
sebelah pantai akan habis.
“Coba anda
lihat, tadi pagi abrasi masih di sini dan sekarang sudah meluas lagi. Mana
mungkin bisa dibiarkan selama 2 bulan,” sebutnya sambil menunjukan bekas abrasi
yang baru saja terjadi.
Selama ini,
jelas Piter, pihaknya dan sejumlah warga sudah mengusahakan penanggulan
sementara untuk penahan gelombang, seperti penanaman karung pasir di belakang
rumah-rumah warga.
“Sejauh ini hanya penanaman karung pasir yang
kita lakukan dan ada beberapa warga mampu mengusahakan sendiri pemasangan batu
di belakang rumahnya. Kalau dijumlah sejak 2009, sudah 3000-an karung pasir
kita tanam.
Dirinya
berharap semua pihak, termasuk kalangan warga bersatu saling membantu demi
meminimalisir dampak bencana yang sudah terlanjur terjadi. Sehingga upaya-upaya
antisipasi bencana yang lebih besar bisa mudah dilakukan. (Ilyas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar