Rabu, 14 Maret 2012

AKIBAT BPBD LAMBAN


AKIBAT BPBD LAMBAN

Lamban : Salah satu sudut makam di Dusun Cerbung yang tergerus akibat lambannya penanganan bencana dari pemerintah. Pada tahun 2010 beberapa jenazah terangkat ke permukaan karena abrasi.
Semakin parah dan meluasnya bencana yang melanda Dusun Cerbung Desa Temperak Sarang dinilai oleh sejumlah pihak karena BPBD, selaku lembaga penanggulangan bencana daerah terkesan lamban memberikan respon sejak bencana pertama datang. Bahkan menurut sejumlah sumber terpercaya koran ini, sejatinya bencana di dusun tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2009 dan belum ada upaya penanggulangan berarti.
Kali ini, Danramil 14 Sarang, Piter Kasi yang bersuara keras. Menurutnya pemerintah ataupun BPBD sudah tergolong telat menangani Cerbung sehingga dampaknya meluas dan semakin parah seperti saat ini. Piter berpendapat, jika deteksi bencana sudah dilakukan sejak awal ia yakin dampak abrasi tidak separah sekarang.
“Lamban dan sangat lamban. Bencana sudah ada sejak 2009 dan selama itu hanya penanaman karung-karung pasir yang diupayakan, sementara penanganan dengan sifat lebih permanen belum pernah dilakukan. Kalau memang pada waktu bencana awal BPBD belum terbentuk semestinya bisa dilakukan langsung oleh kabupaten melalui dinas terkait,” katanya lantang.
Ia sangat menyayangkan lambannya penanganan Cerbung karena dampak hantaman gelombang tidak  akan separah sekarang jika dilakukan upaya tepat lebih awal. Bahkan, menurut Piter, semestinya segala sesuatunya sudah dipersiapakan oleh BPBD sejak Februari silam saat gelombang dasyat kembali merusak sebagian rumah warga.
“Masa pemerintah tidak tahu ada wilayahnya yang terancam habis. Kalau memang pada saat itu (awal bencana) dana penanggulangan belum ada, ya dicarikan talangan dulu lah, orang semuanya demi masyarakat. Sekarang sudah telat, bahkan pada tahun 2010 silam jenazah bergelimpangan di makam karena terhantam gelombang,” sindir komandan asal Makasar ini.
Piter juga berpandangan durasai waktu dua bulan yang dijanjikan pemerintah sangat tidak selaras dengan kuantitas ancaman gelombang yang terus-menerus menyerang. Tidak menutup kemungkinan, jelas dia, jika cuaca tetap seperti ini dan hantaman gelombang terus menerus terjadi, tidak butuh waktu lama rumah-rumah warga di sebelah pantai akan habis.
“Coba anda lihat, tadi pagi abrasi masih di sini dan sekarang sudah meluas lagi. Mana mungkin bisa dibiarkan selama 2 bulan,” sebutnya sambil menunjukan bekas abrasi yang baru saja terjadi.
Selama ini, jelas Piter, pihaknya dan sejumlah warga sudah mengusahakan penanggulan sementara untuk penahan gelombang, seperti penanaman karung pasir di belakang rumah-rumah warga.
 “Sejauh ini hanya penanaman karung pasir yang kita lakukan dan ada beberapa warga mampu mengusahakan sendiri pemasangan batu di belakang rumahnya. Kalau dijumlah sejak 2009, sudah 3000-an karung pasir kita tanam.
Dirinya berharap semua pihak, termasuk kalangan warga bersatu saling membantu demi meminimalisir dampak bencana yang sudah terlanjur terjadi. Sehingga upaya-upaya antisipasi bencana yang lebih besar bisa mudah dilakukan. (Ilyas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar