Jumat, 09 Maret 2012

DIHANTAM GELOMBANG SUSULAN, 7 RUMAH RUSAK PARAH




DIHANTAM GELOMBANG SUSULAN, 7 RUMAH RUSAK PARAH 
Satu diantaranya terpaksa dirobohkan

     Rembang - Lagi, gelombang susulan menghantam sebagian rumah milik warga Dusun  Cerbung Desa Temperak Sarang, Selasa sore (6/3). Akibatnya sejumlah rumah warga mengalami kerusakan parah dan satu rumah lainnya terpaksa dirobohkan karena kondisinya membahayakan dan tidak aman lagi dijadikan tempat tinggal. Kondisi tersebut membuat warga setempat semakin merasa tidak nyaman dengan kondisi lingkungan tempat tinggal yang sewaktu-waktu bisa mengancam.
Salah satu rumah warga yang roboh
     Menurut kepala Dusun Cerbung, Muhadi, gelombang susulan yang kembali melanda wilayahnya terjadi pada Selasa sore saat angin kencang tengah datang dan sebagian warga ada yang sedang tidak berada di rumah. Gelombang itu, kata Muhadi, total menghantam 7 rumah milik warga yang pada Kamis (2/2) sebelumnya juga sudah merasakan hantaman gelombang yang sama. Dari 7 rumah milik warga yang mengalami kerusakan, satu di antaranya terpaksa dirobohkan karena kondisinya sudah tidak layak lagi dijadikan tempat tinggal.
     “Total ada 7 rumah milik warga yang menjadi sasaran gelombang susulan, dan sebenarnya pada Februari kemarin rumah-rumah tersebut juga sudah terkena dampak gelombang bersama belasan rumah lainnya. Bahkan rumah milik pak Samad yang harus dirobohkan karena tingkat kerusakan di atas 50 %, bahaya jika dipaksa untuk ditempati,” jelas Muhadi.
     Dengan kondisi tersebut, Muhadi menghawatirkan dampak hantaman gelombang akan semakin parah dan meluas jika langkah-langkah penanggulangan tidak segera dilakukan. Pasalnya, berdasarkan yang ia amati bersama warga sejak gelombang parah pada Februari silam, ada bagian rumah warga yang sampai tergerus hingga 6 meter dan belum diupayakan penanggulangan, baik secara personal maupun swadaya karena berbagai keterbatasan, salah satunya persoalan dana.
     Sementara itu akibat kejadian tersebut setidaknya 3 KK warga Dusun Cerbung terpaksa mengungsi saat malam hari karena khawatir hal-hal lebih buruk akan terjadi. seperti yang dikatakan oleh Romlah, yang mengaku harus rela tidur di mushola setempat pada saat malam karena khawatir rumahnya akan menjadi sasaran gelombang lagi. Apalagi, menurut dia saat ini  bagian belakang rumahnya sudah tidak berbentuk lagi dan cukup rawan roboh.
     “Terpaksa mengungsi, orang kondisinya memang seperti ini,” katanya.
Hal sama juga menimpa warga lainnya, Samad, yang rumahnya dirobohkan paksa karena mengalami kerusakan sangat parah. Bersama istrinya ia terpaksa mengungsi dan tinggal di warung kopi sederhananya, pinggir jalan Pantura Semarang-Surabaya.
     “Hanya jika siang hari saya kesini membersihkan sisa-sisa barang yang masih bisa dimanfaatkan, kalau malam saya bersama istri tinggal di warung,” tuturnya. (Ilyas)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar