KABUPATEN SIAPKAN
DUA OPSI PENANGANAN CERBUNG
WABUP JANJIKAN 2
BULAN CLEAR
Survei : Rombongan wakil bupati Rembang Abdul Hafidz di Cerbung |
Berkaitan
dengan bencana abrasi di Dusun Cerbung, Desa Temperak Sarang, wakil bupati
Rembang, Abdul Hafidz mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten saat ini tengah
menyiapkan dua opsi utama dalam upaya penanganan bencana tersebut. Dua opsi itu
terdiri dari jangka pendek dan juga jangka panjang. Penanganan jangka pendek,
pemerintah akan menyiapkan pemecah gelombang atau “breakwater” yang akan
dipasang dengan menyesuaikan kondisi lapangan. Sedangkan penanganan jangka
panjang adalah menyiapkan relokasi bagi warga Cerbung agar terbebas selamanya dari
ancaman gelombang air laut.
Wabup
menjelaskan, opsi pertama yang akan dicoba adalah pemasangan pemecah gelombang
yang dihatapkan bisa mengurangi kerasnya air laut saat menyentuh bibir pantai,
sehingga hal itu tidak sampai berdampak kepada pemukiman warga. Jika opsi
pertama dirasa kurang efektif, kata wabup, pemerintah juga akan mencoba
melakukan upaya relokasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan.
“Untuk
sementara dua opsi itu yang akan kita coba dalam penangan bencana Cerbung. Opsi
pertama, kita pasang pemecah gelombang, jika hal itu kurang efektif maka kita
akan beralih melakukan opsi selanjutnya, yaitu relokasi,” jelasnya kepada
wartawan.
Ia juga
menyatakan, saat ini dana penanggulangan sudah ada dan siap untuk disalurkan. Semua
itu, jelasnya, harus mengikuti prosedur aturan dan mekanisme yang berlaku dalam
tatanan pemerintahan. Namun, orang nomor dua di Kabupaten Rembang itu berani menjanjikan
penanganan Cerbung maksimal 2 bulan sudah dilakukan.
“Uang sudah
ada, namun semua itu tentu ada mekanisme yang harus diikuti, tidak asal mengeluarkan
dana karena bukan uang milik pribadi, tetapi milik Negara. Insya Allah maksimal
dua bulan sudah ada penanganan, syukur-syukur sebelum itu,” terangnya di
sela-sela dialog dengan warga.
Wabup mengakui
dalam penanganan bencana Cerbung, selain mekanisme, juga ada beberapa kendala
lagi yang saat ini menjadi batu sandungan. Beberapa di antaranya adalah masih
seringgnya turun hujan sehingga batu-batu besar sebagai bahan utama pemecah
gelombang sulit didatangkan, serta masih pasangnya air laut yang tentu bisa
menghambat pemasangan “breakwater”.
“Memang ada
beberapa kendala yang menghambat penanggulangan, beberapa di antaranya adalah
masih seringnya turun hujan serta belum redanya air pasang,” sebutnya.
Namun demikian,
ia optimis upaya penanggulangan bisa segera dilakukan dan akan selalu
diupayakan oleh pemerintah. Bahkan, dirinya juga akan mengusahakan untuk
mendorong para pengusaha di Rembang agar bersama-sama memberikan solusi serta
perhatian kepada warga Rembang yang terkena bencana, termasuk warga di Dusun
Cerbung.
Untuk itu,
sambil menunggu realisasi penanggulana, dirinya meminta sementara waktu warga
rela mengungsi pada tempat yang sudah disiapkan. Sehingga hal-hal yang lebih
buruk tidak sampai terjadi.
“Sambil
menunggu penanggulangan, saya harap warga rela mengungsi pada tempat-tempat
yang nanti disiapkan. Mudah-mudahan semuanya cepat selesai sehingga warga
kembali tenang dan tentram,” pangkasnya.
Sementara itu
pada kesempatan berbeda, kepala BPBD, Suharso, menjelaskan segaala bentuk
penangan bencana Cerbung harus melalui mekanisme yang berlaku. Suharso
menyebutkan, kabupaten, melalui BPBD, sudah menyiapkan dana sebesar 313 juta
untuk penanggulangan fisik bencana Cerbung.
“Anggaran untuk
sini (Cerbung) 313 juta, itu hanya fisik belum termasuk non fisik,” sebutnya
singkat. (Ilyas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar