Rabu, 14 Maret 2012

KABUPATEN SIAPKAN DUA OPSI PENANGANAN CERBUNG

KABUPATEN SIAPKAN DUA OPSI PENANGANAN CERBUNG  
 WABUP JANJIKAN 2 BULAN CLEAR

Survei : Rombongan wakil bupati Rembang Abdul Hafidz di Cerbung

Berkaitan dengan bencana abrasi di Dusun Cerbung, Desa Temperak Sarang, wakil bupati Rembang, Abdul Hafidz mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten saat ini tengah menyiapkan dua opsi utama dalam upaya penanganan bencana tersebut. Dua opsi itu terdiri dari jangka pendek dan juga jangka panjang. Penanganan jangka pendek, pemerintah akan menyiapkan pemecah gelombang atau “breakwater” yang akan dipasang dengan menyesuaikan kondisi lapangan. Sedangkan penanganan jangka panjang adalah menyiapkan relokasi bagi warga Cerbung agar terbebas selamanya dari ancaman gelombang air laut.
Wabup menjelaskan, opsi pertama yang akan dicoba adalah pemasangan pemecah gelombang yang dihatapkan bisa mengurangi kerasnya air laut saat menyentuh bibir pantai, sehingga hal itu tidak sampai berdampak kepada pemukiman warga. Jika opsi pertama dirasa kurang efektif, kata wabup, pemerintah juga akan mencoba melakukan upaya relokasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan melibatkan semua pihak yang berkepentingan.
“Untuk sementara dua opsi itu yang akan kita coba dalam penangan bencana Cerbung. Opsi pertama, kita pasang pemecah gelombang, jika hal itu kurang efektif maka kita akan beralih melakukan opsi selanjutnya, yaitu relokasi,” jelasnya kepada wartawan.
Ia juga menyatakan, saat ini dana penanggulangan sudah ada dan siap untuk disalurkan. Semua itu, jelasnya, harus mengikuti prosedur aturan dan mekanisme yang berlaku dalam tatanan pemerintahan. Namun, orang nomor dua di Kabupaten Rembang itu berani menjanjikan penanganan Cerbung maksimal 2 bulan sudah dilakukan.
“Uang sudah ada, namun semua itu tentu ada mekanisme yang harus diikuti, tidak asal mengeluarkan dana karena bukan uang milik pribadi, tetapi milik Negara. Insya Allah maksimal dua bulan sudah ada penanganan, syukur-syukur sebelum itu,” terangnya di sela-sela dialog dengan warga.
Wabup mengakui dalam penanganan bencana Cerbung, selain mekanisme, juga ada beberapa kendala lagi yang saat ini menjadi batu sandungan. Beberapa di antaranya adalah masih seringgnya turun hujan sehingga batu-batu besar sebagai bahan utama pemecah gelombang sulit didatangkan, serta masih pasangnya air laut yang tentu bisa menghambat pemasangan “breakwater”.
“Memang ada beberapa kendala yang menghambat penanggulangan, beberapa di antaranya adalah masih seringnya turun hujan serta belum redanya air pasang,” sebutnya.
Namun demikian, ia optimis upaya penanggulangan bisa segera dilakukan dan akan selalu diupayakan oleh pemerintah. Bahkan, dirinya juga akan mengusahakan untuk mendorong para pengusaha di Rembang agar bersama-sama memberikan solusi serta perhatian kepada warga Rembang yang terkena bencana, termasuk warga di Dusun Cerbung.
Untuk itu, sambil menunggu realisasi penanggulana, dirinya meminta sementara waktu warga rela mengungsi pada tempat yang sudah disiapkan. Sehingga hal-hal yang lebih buruk tidak sampai terjadi.
“Sambil menunggu penanggulangan, saya harap warga rela mengungsi pada tempat-tempat yang nanti disiapkan. Mudah-mudahan semuanya cepat selesai sehingga warga kembali tenang dan tentram,” pangkasnya.
Sementara itu pada kesempatan berbeda, kepala BPBD, Suharso, menjelaskan segaala bentuk penangan bencana Cerbung harus melalui mekanisme yang berlaku. Suharso menyebutkan, kabupaten, melalui BPBD, sudah menyiapkan dana sebesar 313 juta untuk penanggulangan fisik bencana Cerbung.
“Anggaran untuk sini (Cerbung) 313 juta, itu hanya fisik belum termasuk non fisik,” sebutnya singkat. (Ilyas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar